Kuliah Umum Sawit di UPR: Saat Mahasiswa Bertemu Industri, dan Ilmu Bertemu Realitas

Kamis, 19 Juni 2025 01:55 WIB - Dilihat: 395

IMG_20250619_135204

PALANGKA RAYA – Seputarkalimantan.id

Siang itu, Aula Rahan Universitas Palangka Raya tak sekadar menjadi ruang kuliah. Ia berubah menjadi arena pertemuan ide besar antara kampus dan industri, antara harapan masa depan dan kenyataan hari ini. Ratusan mahasiswa, sebagian besar dari Fakultas Pertanian, duduk menyimak dengan serius: topik utama adalah sawit komoditas strategis yang selama ini kerap dicintai sekaligus dicurigai.

Acara kuliah umum yang digelar pada Kamis (19/6/2025) ini merupakan hasil kolaborasi antara Universitas Palangka Raya (UPR) dan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Kalimantan Tengah. Misinya jelas: membekali generasi muda dengan pemahaman menyeluruh tentang industri sawit dari perspektif keberlanjutan, sains, sosial, dan ekonomi.

“Mari kita hilangkan dikotomi antara lingkungan dan industri. Kita butuh pendekatan berbasis sains, bukan asumsi,” tegas Drs. Darmae Nasir, M.Si., M.A., Ph.D., Wakil Rektor UPR, menggugah para mahasiswa yang hadir.

Pernyataannya bukan tanpa alasan. Sawit selama ini kerap menjadi kambing hitam dalam isu lingkungan. Tapi, dari sisi ekonomi, ia adalah penyelamat. Di Kalimantan Tengah, jutaan jiwa menggantungkan hidup dari sektor ini baik langsung maupun tak langsung.

 

Ilmu Tak Lagi di Menara Gading

Prof. Dr. Ir. Wahyudi, MP., IPU, Wakil Dekan Fakultas Pertanian, dengan lantang menyampaikan bahwa ini adalah momentum yang ditunggu-tunggu: ilmu yang keluar dari menara gading, menyentuh tanah, dan menyapa industri.

“Mahasiswa kami sebagian besar belajar soal sawit. Ketika mereka bertemu langsung dengan pelaku industri, mereka tak lagi hanya membaca data, tapi merasakan denyut realitas,” ucapnya penuh keyakinan.

Lebih jauh, ia menekankan bahwa kegiatan ini juga mendukung indikator kinerja utama (IKU) perguruan tinggi, dengan menciptakan lulusan yang siap pakai, adaptif, dan relevan dengan kebutuhan zaman.

 

GAPKI: Kami Tak Hanya Bicara Untung

Sementara itu, Ketua GAPKI Kalteng, Syaiful Panigoro, datang membawa pesan yang jarang disampaikan oleh pelaku industri: bahwa sawit tak akan bisa berkembang sendiri tanpa melibatkan kampus dan generasi muda.

“Kami tidak hanya bicara profit. Kami ingin mahasiswa menjadi mitra strategis, menjadi bagian dari perubahan menuju industri sawit yang berkelanjutan,” tegas Syaiful.

Sebagai bukti nyata, GAPKI menyerahkan hasil rehabilitasi Gedung Organisasi Mahasiswa (ORMAWA) kepada UPR sebuah bentuk nyata sinergi antara korporasi dan kampus.

 

Ketika Mahasiswa Jadi Bagian dari Solusi

Di tengah banyaknya tudingan terhadap industri sawit, kegiatan seperti ini menjadi ruang edukatif yang menyegarkan. Para mahasiswa tak hanya mendapatkan pemahaman baru, tapi juga peluang. Beberapa di antara mereka bahkan menyatakan ingin menjadikan sawit sebagai tema skripsi dan riset.

“Ternyata industri sawit itu kompleks dan menarik. Selama ini saya cuma tahu dari berita negatif, tapi sekarang saya paham sisi lainnya,” kata Lina, mahasiswi semester enam yang hadir di acara.

Kolaborasi ini menjadi penanda bahwa masa depan industri sawit tak bisa dibangun dengan saling curiga. Harus ada keterbukaan, edukasi, dan ruang dialog yang aktif antara semua pihak: pemerintah, pelaku industri, akademisi, hingga masyarakat.

(A1)

 

Sumber : Hms UPR

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini