Nobar Timnas di Istana Isen Mulang: Tim Indonesia Kalah Telak, Gubernur Justru Buka Dialog Soal Uang Rakyat

Rabu, 11 Juni 2025 08:08 WIB - Dilihat: 613

IMG_20250610_212051

PALANGKA RAYA – Seputarkalimantan.id

Skor memalukan 0-6 untuk Timnas Indonesia dari Jepang tak menyurutkan semangat di halaman Istana Isen Mulang, Selasa malam (10/6/2025). Justru dari kekalahan pahit itu, Gubernur Kalimantan Tengah H. Agustiar Sabran memantik percakapan hangat namun menggigit: soal dana triliunan, pembangunan yang belum merata, dan kesalahpahaman publik terhadap visi pemerintah.

Bersama Wakil Gubernur H. Edy Pratowo, Gubernur memimpin acara nonton bareng (nobar) yang difasilitasi oleh Pemerintah Provinsi Kalteng. Sejumlah wartawan dan mahasiswa turut hadir, menyaksikan bagaimana Timnas Indonesia dipaksa bertekuk lutut oleh Jepang. Namun setelah peluit panjang dibunyikan, suasana berubah. Gubernur mengajak berdialog, dan percakapan mulai mengalir tajam.

“Acara nobar ini bukan cuma soal bola. Ini momen menyambung lidah rakyat. Banyak yang salah paham soal arah pembangunan, soal anggaran. Maka malam ini, ayo kita buka semuanya,” ujar Gubernur dengan gaya khasnya yang blak-blakan.

Dalam forum terbuka itu, Gubernur menjabarkan tahapan pembangunan yang saat ini tengah berjalan: dari musrenbang, penyusunan RPJMD, hingga menjadi Perda dan dipertegas dengan Pergub. Namun yang paling menarik perhatian adalah soal dana yang selama ini menjadi bisik-bisik di masyarakat.

“125 sampai 150 miliar untuk kabupaten dan kota itu bukan uang yang langsung cair. Itu hasil serapan aspirasi masyarakat untuk pendidikan, jalan, pelatihan kerja, kesehatan, UMKM, pertanian. Tapi banyak yang mengira itu dana hibah langsung. Ini yang harus diluruskan,” tegasnya.

Tak cukup di situ, Gubernur juga membongkar alokasi anggaran untuk desa yang berkisar 200–500 juta rupiah. Angka-angka ini disampaikan dengan penuh tekanan, seolah ingin menyadarkan publik bahwa setiap rupiah harus punya arah.

“Dari APBD 4,5 triliun, kita alokasikan sekitar 400 miliar ke desa. Tapi pembangunan itu butuh pendapatan. Kalau pendapatan kecil, jangankan bangun jembatan, buat selokan pun bisa seret. Kami dan Pak Wagub terus turun ke lapangan, menyerap semua yang dikeluhkan masyarakat,” lanjutnya.

Dialog malam itu menjadi ajang edukasi sekaligus pembuktian bahwa Pemprov tak tinggal diam. Isu pendidikan, kesehatan, dan ketimpangan pembangunan dibahas santai namun berapi-api. Gubernur dan jajarannya menyadari: kepercayaan publik harus dibangun lewat transparansi.

Dalam forum tersebut dihadiri juga oleh Plt. Sekda Provinsi Kalteng Leonard S. Ampung, para staf ahli, asisten, serta kepala OPD.

Acara nobar yang semula hanya hiburan, berubah menjadi ruang advokasi rakyat tempat di mana suara-suara kecil ikut menggema dalam kebijakan besar. Dan malam itu, meski Timnas kalah telak, rakyat Kalimantan Tengah menang satu langkah: mulai diajak bicara soal nasibnya sendiri.

(Duan/Red)

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini