Kalteng Menuju Lumbung Pangan Nasional: Kadis TPHP Ungkap Strategi Besar dari Brigade Pangan hingga Pabrik Beras

Jumat, 12 September 2025 12:48 WIB - Dilihat: 267

IMG_20250912_190657

PALANGKA RAYA – Seputarkalimantan.id

Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa swasembada pangan menjadi fokus utama dalam Asta Cita, terutama menghadapi kondisi geopolitik dunia yang tidak menentu. Kalimantan Tengah (Kalteng) dipandang strategis karena memiliki lahan luas dan potensi besar menjadi lumbung beras nasional.

Mendukung visi itu, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan (TPHP) Provinsi Kalteng bergerak cepat dengan berbagai program. Kepala Dinas TPHP, Rendy Lesmana, saat ditemui Seputarkalimantan.id di sela peringatan Hari Peternakan dan Kesehatan Hewan, Jumat (12/9/2025) pagi, menguraikan strategi besar yang tengah dijalankan.

 

Brigade Pangan: Dorong Anak Muda Masuk Pertanian

Rendy menjelaskan, saat ini terdapat sekitar 250 Brigade Pangan yang sedang diverifikasi. Brigade ini dibentuk di setiap lokasi cetak sawah, dan para anggotanya akan didampingi penyuluh. Mereka bisa bermitra dengan petani pemilik atau penggarap, melalui sistem bagi hasil yang fleksibel.

“Kenapa anak muda yang kami dorong? Karena sektor pertanian sekarang masih didominasi orang-orang tua. Brigade Pangan diharapkan bisa menjawab regenerasi petani,” jelas Rendy.

Selain itu, keberadaan Brigade Pangan menjadi syarat agar Kalteng bisa mengakses bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) dari pemerintah pusat.

 

Target 475 Ribu Ton dan Sistem Monitoring Ketat

Menjawab pertanyaan soal target produksi 475 ribu ton padi tahun 2025, Rendy optimis capaian itu realistis. Hingga Agustus 2025, produksi padi Kalteng sudah melampaui tahun sebelumnya.

“Kami diawasi langsung setiap minggu oleh Sekjen Kementerian Pertanian. Setiap hektare yang ditanam wajib dilaporkan. Jadi bukan hanya mengejar angka, tapi benar-benar berbasis data,” tegasnya.

 

Kendala: Gabah Kalteng Masih Dibawa ke Kalsel

Namun, Rendy mengakui ada kendala besar. Banyak gabah petani Kalteng justru dibawa ke Kalimantan Selatan untuk diolah menjadi beras. Hal ini membuat indikator kinerja produksi beras Kalteng tidak tercatat maksimal.

“Gabah banyak, luas panen besar, tapi beras hilang ke luar provinsi. Padahal kembali juga dijual ke Kalteng dalam bentuk kemasan. Ini jadi tantangan serius,” ujarnya.

 

Solusi Hilirisasi: Pabrik Beras di Pulang Pisau dan Kotawaringin Timur

Sebagai jawaban, Gubernur Kalteng H. Agustiar Sabran mendorong pembangunan pabrik Rice Milling Unit (RMU) modern. Dua lokasi strategis sudah ditetapkan, yaitu di Pulang Pisau (mencakup area Kapuas dan sekitarnya) dan Kotawaringin Timur (melayani wilayah barat).

“Dengan adanya pabrik ini, hasil panen petani bisa langsung diolah di Kalteng. Nilai tambahnya ada di sini, bukan di luar provinsi,” jelas Rendy.

 

Peran Alsintan dan Dukungan Presiden

Rendy juga menyoroti pentingnya alsintan untuk efisiensi. Misalnya, penggunaan combine harvester yang bisa menyelesaikan panen satu hektare hanya dalam 5 jam dengan tenaga sedikit, dibanding manual yang memakan 4–5 hari.

“Semua ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo, bahwa kedaulatan pangan adalah kunci kedaulatan negara,” ucapnya.

 

Arahan Gubernur: Kalteng Harus Jadi Lumbung Padi

Lebih lanjut, Rendy menyampaikan pesan Gubernur Agustiar Sabran yang menginginkan Kalteng benar-benar siap menjadi lumbung padi nasional. Bahkan, ke depan sektor pertanian diharapkan bisa berjalan tanpa bergantung penuh pada APBD atau APBN, melainkan menggandeng asosiasi dan mitra strategis.

“Beliau ingin agar hasil cetak sawah dan optimasi lahan tidak hanya bergantung pada program pusat. Tahun depan kita harus bisa mandiri lewat kerja sama dengan pihak lain,” tegas Rendy.

 

Menjawab Kritik Masyarakat

Terkait anggapan sebagian masyarakat bahwa TPHP seperti jalan di tempat, Rendy menegaskan dinas yang dipimpinnya justru bekerja tanpa henti.

“Kami tidak mengenal Sabtu-Minggu. Bahkan koordinasi dengan Kementan bisa sampai malam minggu. Jadi jangan hanya menilai dari yang tampak di luar,” katanya.

Selain itu, TPHP juga rutin memberikan informasi melalui PPID, serta melaksanakan pasar penyeimbang setiap Jumat dengan harga komoditas lebih murah dari pasar umum.

 

Dengan kombinasi Brigade Pangan, target tanam berbasis data, pembangunan pabrik beras, serta dukungan penuh pemerintah pusat dan Gubernur, Kalimantan Tengah kini menapaki jalan nyata menuju swasembada pangan.

 

(A1)

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

error: Content is protected !!