Sabtu, 3 Mei 2025 11:13 WIB - Dilihat: 325
Palangka Raya – Seputarkalimantan.id
Setiap tanggal 3 Mei, dunia memperingati Hari Kebebasan Pers Internasional sebagai pengingat pentingnya peran media dalam menjaga demokrasi dan menyuarakan kepentingan rakyat. Namun, di tengah kebisingan politik nasional yang kerap didominasi oleh kepentingan elite, suara rakyat justru makin sulit terdengar.
Hal inilah yang menjadi sorotan tajam jurnalis senior Kalimantan Tengah, Bang Hartany Soekarno, yang juga merupakan Penasehat Media Seputarkalimantan.id. Dalam pesan reflektifnya, ia menyoroti bagaimana rakyat seringkali hanya menjadi obyek di tengah perseteruan politik yang tak berkesudahan.
“Keberadaan politikus sangat dominan dalam pemerintahan. Dampaknya sangat dirasakan oleh rakyat—tergerusnya etika, sosial, dan ekonomi,” ungkap Bang Hartany, yang telah lebih dari 40 tahun berkecimpung dalam dunia pers, mulai dari TVRI, TPI, Lativi, hingga tvOne, Sabtu (3/5/2025) saat ditemui di rumah nya bilangan jalan pangeran samudra kota palangka raya.
Menurutnya, meskipun ada banyak lembaga resmi penyalur aspirasi rakyat, peran pers tetap yang paling efektif, tercepat, dan terjangkau. “Tentu saja para ‘pemungut’ kata, gerak, dan nurani rakyat itu adalah jurnalis,” tegasnya.
Bang Hartany juga menyoroti tantangan baru yang dihadapi jurnalis di era teknologi yang serba cepat. Di satu sisi, pesatnya perkembangan teknologi memungkinkan berita tersampaikan dalam hitungan menit. Di sisi lain, ini menjadi tantangan moral yang besar bagi para jurnalis.
“Kita harus berdamai dengan teknologi. Tapi seyogianya, kita tak boleh keluar dari kiblat jurnalis, yaitu Kode Etik Jurnalistik (KEJ),” pesannya.
Ia menegaskan bahwa semangat, keberanian, welas asih, kecerdasan, dan profesionalisme harus menjadi bekal dalam setiap tulisan jurnalis. “Mari kita utamakan berita yang jujur, mengedukasi, menghibur, dan penuh rasa tanggung jawab.”
Dalam semangat Hari Kebebasan Pers ini, Bang Hartany mengajak seluruh insan pers untuk terus setia pada nurani dan tanggung jawab sosial.
Senada dengan Bang Hartany, Martin—wartawan lokal yang telah lebih dari dua dekade mengabdi di dunia jurnalistik—menyatakan bahwa jurnalis di daerah memiliki peran strategis sebagai penyambung lidah masyarakat yang kerap tak terdengar di tingkat pusat.
“Di daerah, pers bukan hanya alat informasi, tapi juga penjaga harapan rakyat. Seringkali isu-isu penting tak dilirik kalau bukan karena jurnalis lokal yang angkat suara. Maka integritas jadi harga mati,” tutur Martin.
Keduanya mengajak para jurnalis untuk terus memperkuat semangat kebersamaan, keberanian, dan tanggung jawab sosial dalam menjalankan tugas.
“Selamat memperingati Hari Pers. Terus jaga nurani dan keadilan dalam setiap berita,” tutup Hartany.
(A1)