Gubernur Agustiar Sabran Bangkitkan Semangat Kalteng: Cetak Sawah, Cetak Sejarah Menuju Indonesia Lumbung Pangan Dunia

Rabu, 30 Juli 2025 07:41 WIB - Dilihat: 232

IMG_20250730_083336

PALANGKA RAYA — Seputarkalimantan.id

Di tengah tekanan krisis pangan global dan ancaman perubahan iklim, Kalimantan Tengah menegaskan komitmennya untuk tidak tinggal diam. Gubernur H. Agustiar Sabran berdiri paling depan memimpin barisan dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Tim Monitoring Percepatan Cetak Sawah dan Optimalisasi Lahan (OPLAH), Selasa (29/7/2025), yang berlangsung di Aula Eka Hapakat, Kantor Gubernur Kalteng.

Dalam forum strategis itu, Agustiar tak sekadar menyampaikan arahan teknis, tetapi menyulut semangat kolektif bahwa Kalteng punya peran penting dalam sejarah bangsa. Ia mengingatkan bahwa cita-cita Indonesia menjadi lumbung pangan dunia tahun 2045 bukan retorika semata tetapi misi besar yang membutuhkan tekad, kerja keras, dan keberanian dari daerah.

“Kita di Kalimantan Tengah tidak hanya bercocok tanam, kita sedang menanam harapan bangsa. Dari tanah inilah, Indonesia bisa berdiri kuat dan memberi makan dunia,” tegas Gubernur Agustiar, disambut tepuk tangan peserta.

 

Lebih dari Lahan, Ini Soal Kedaulatan

Dalam rakor itu, terungkap bahwa Kalimantan Tengah telah menargetkan 85.740 hektare program cetak sawah, dan kini 67.149 hektare lahan telah dikontrakkan. Sementara untuk program OPLAH, ditargetkan seluas 6.482 hektare di tahun 2025.

Namun bagi Agustiar, angka bukanlah segalanya. Yang utama adalah kesungguhan kolektif, dari pemerintah daerah, TNI/Polri, Kejaksaan, hingga petani di desa-desa, untuk bersatu mendobrak tantangan dan mencetak kemandirian pangan yang sesungguhnya.

“Ketahanan pangan bukan proyek. Ini urusan hidup rakyat. Dan saya, sebagai Gubernur, akan berdiri di depan untuk mengawal setiap jengkal tanah yang dicetak dan diolah demi masa depan Kalimantan Tengah,” tegasnya lagi.

 

Kalteng Bergerak, Indonesia Bangkit

Dalam arahannya, Agustiar menekankan lima poin penting:

1. Gubernur memikul tanggung jawab atas semua kebijakan pusat di daerah.

 

2. Kepala daerah wajib menyinergikan APBD agar memperkuat APBN.

 

3. Semua pelaksanaan program strategis nasional harus dijalankan dengan kolaborasi tanpa ego sektoral.

 

4. TNI, Polri, Kejaksaan, dan pelaku usaha harus duduk dalam satu meja—bergerak dalam satu visi.

 

5. Petani adalah aktor utama, bukan pelengkap. Dan mereka harus dilibatkan sejak awal, diberi kepastian, dan difasilitasi.

 

Rakor Jadi Titik Nyala Perjuangan

Rapat koordinasi ini menjadi ajang konsolidasi besar. Hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Gubernur H. Edy Pratowo, Plt. Dirjen Lahan dan Irigasi Kementerian Pertanian Hermanto, Ketua Satgas Swasembada Pangan Wilayah Kalimantan Putra Widiastawa, serta Forkopimda dan para Kepala Dinas Pertanian se-Kalimantan Tengah.

 

Rakor ditutup dengan satu pesan penting: Kalimantan Tengah bukan hanya bagian dari peta, tetapi bagian dari solusi. Sawah yang dibuka hari ini, adalah warisan bagi anak cucu yang kelak mewarisi negeri ini.

 

(A1)

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini