Selasa, 1 Juli 2025 08:05 WIB - Dilihat: 37
Palangka Raya – Seputarkalimantan.id
Di balik angka dan grafik prevalensi stunting, ada wajah-wajah mungil yang bertarung dalam diam anak-anak yang tumbuh dalam kekurangan, tapi tak pernah kehilangan harapan. Di Palangka Raya, harapan itu kini dijemput, bukan hanya lewat program, tetapi lewat kehadiran nyata negara dalam bentuk orang tua asuh dan rumah yang layak untuk tumbuh.
Senin (30/6/2025), Wali Kota Palangka Raya, Fairid Naparin, berdiri di mimbar Penilaian Kinerja Kabupaten/Kota terkait percepatan penurunan stunting Kalimantan Tengah, membawa lebih dari sekadar laporan angka. Ia membawa cerita perjuangan kota ini untuk memeluk anak-anaknya yang tertinggal.
“Kami tidak ingin ada lagi anak yang tumbuh tanpa dukungan. Negara harus hadir bukan hanya lewat data, tapi juga dengan tangan yang menjangkau langsung ke rumah-rumah mereka,” ucap Fairid penuh keyakinan, disambut riuh tepuk tangan hadirin di Aurila Hotel Palangka Raya.
Tren Turun, Tapi Perjuangan Belum Usai
Tahun 2024 mencatat angka 19,1 persen prevalensi stunting di Palangka Raya lebih rendah dari rata-rata nasional. Angka ini bukan hasil kerja satu malam. Di baliknya ada 238 balita yang telah disentuh program penanganan. Namun, di tahun 2025, tantangan baru muncul: 19 dari 30 kelurahan ditetapkan sebagai lokus stunting. Artinya, kerja keras masih panjang.
Salah satu senjata utama adalah GENTING (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting), program yang menyatukan pejabat, pengusaha, dokter, dosen, hingga masyarakat biasa menjadi “orang tua asuh” bagi 142 Baduta (bayi di bawah dua tahun) yang mengalami stunting.
“Ini bukan sekadar bantuan materi. Ini tentang cinta dan kepedulian. Tentang membangun masa depan anak-anak kita bersama-sama,” ujar Fairid dengan suara yang bergetar pelan.
Rumah Bukan Sekadar Tempat BerteduhL
Lewat program GENTING, pemerintah menemukan 52 keluarga yang bahkan belum memiliki rumah sendiri. Tak tinggal diam, Pemko menggulirkan program rumah tanpa DP, dengan cicilan ringan Rp500 ribu–Rp700 ribu. Bagi mereka yang telah memiliki rumah, namun dalam kondisi tak layak, disiapkan bantuan bedah rumah. Tercatat tujuh keluarga akan menjadi penerima tahap awal.
“Rumah bukan sekadar dinding dan atap. Ia tempat anak-anak tumbuh, tertawa, belajar, dan bermimpi. Kalau rumahnya rapuh, bagaimana masa depannya bisa kokoh?” ujar Fairid menyentuh nalar dan nurani.
Satu Kota, Satu Komitmen
Fairid tak menampik, menghapus stunting bukan tugas mudah. Tapi dengan kolaborasi semua pihak, ia percaya Palangka Raya bisa menjadi kota yang tidak membiarkan satu pun anak tumbuh tanpa perhatian.
“Kami ingin generasi Palangka Raya bukan hanya tumbuh, tapi tumbuh sehat, cerdas, dan penuh potensi. Itu janji kami kepada masa depan,” tutupnya dengan tatapan penuh keyakinan.
Catatan Redaksi:
Program GENTING bukan hanya tentang angka, tapi tentang hadirnya cinta dan kepedulian dari negara dan masyarakat. Karena di setiap tubuh kecil yang kekurangan gizi, tersimpan potensi besar yang hanya menunggu untuk diberi kesempatan.
(A1)
Sumber : MCP