Rabu, 16 Juli 2025 11:49 WIB - Dilihat: 40
Palangka Raya – Seputarkalimantan.id
Dalam dua hari terakhir, Kota Palangka Raya dikejutkan oleh tiga peristiwa kebakaran yang terjadi nyaris tanpa jeda. Dari Panarung hingga Menteng, lalu berlanjut ke Pahandut Seberang, api menyala dalam senyap dan membangunkan kesadaran banyak pihak: musim kemarau bukan sekadar kering, tapi juga penuh bahaya.
Untungnya, tidak ada korban jiwa dalam rangkaian kejadian ini, berkat respons cepat dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Palangka Raya, yang langsung bergerak menaklukkan api dan meminimalkan kerugian.
“Kami menerima tiga laporan kebakaran berturut-turut pada 15 dan 16 Juli 2025. Semua penanganan sudah selesai dan terkendali,” ujar Gloriana Aden, Kepala Dinas Damkar Kota Palangka Raya, Rabu (16/7/2025).
Kebakaran 1: Asap di Panarung, Akibat Sampah Terbakar
Peristiwa pertama terjadi Selasa, 15 Juli pukul 14.25 WIB di Jalan Kapur Naga 2, Kelurahan Panarung. Api membakar lahan pekarangan seluas 10×20 meter. Beruntung, warga sekitar sigap memadamkan api sebelum petugas tiba.
“Sumber api diduga berasal dari pembakaran sampah ranting dan dahan pohon. Ini peringatan serius bahwa membakar sampah di musim kering sangat berisiko,” tegas Gloriana.
Kebakaran 2: Bangunan Seng di Menteng Dilalap Api Tengah Malam
Kebakaran kedua terjadi beberapa jam kemudian, Rabu dini hari (16 Juli) pukul 03.52 WIB, di Jalan Yos Sudarso, Kelurahan Menteng. Api menghanguskan bangunan bekas warung berukuran 6×4 meter yang berdinding seng.
Petugas Damkar tiba dalam waktu sepuluh menit setelah laporan diterima, dan berhasil memadamkan api tanpa menimbulkan korban. “Penyebab masih dalam proses investigasi,” kata Gloriana.
Kebakaran 3: Rumah dan Warung Ludes di Pahandut Seberang
Belum tuntas satu insiden, api kembali muncul pagi harinya pukul 06.10 WIB, di Jalan Trans Kalimantan arah Buntok, Kelurahan Pahandut Seberang. Sebuah rumah sekaligus warung berukuran 20×26 meter, yang dihuni dua keluarga, terbakar hebat.
“Ada tujuh jiwa terdampak. Dugaan sementara karena korsleting listrik. Kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah,” ungkap Gloriana. Api baru benar-benar padam sekitar pukul 07.35 WIB.
Waspada di Musim Kering: Pesan Tegas Damkar
Musim kemarau telah mengeringkan tanah, tapi juga meningkatkan risiko api menjalar cepat. Gloriana menegaskan bahwa dua faktor utama pemicu kebakaran selama ini adalah kelalaian dalam instalasi listrik dan kebiasaan membakar sampah sembarangan.
“Kami imbau masyarakat rutin memeriksa kabel dan peralatan listrik. Jangan anggap sepele kabel rusak atau sambungan tidak standar,” ujarnya.
Selain itu, Gloriana juga mengingatkan pentingnya pelaporan cepat dari warga. Dalam situasi genting, detik sangat berarti.
“Petugas kami siaga 24 jam. Tapi kecepatan kami sangat tergantung pada kecepatan laporan dari masyarakat. Mari bersinergi demi keselamatan semua,” pungkasnya.
(A1/Mc)