“Tak Sekadar Padamkan Api”: Potret Pejuang Senyap di Balik Sirene Kota

Senin, 5 Mei 2025 07:42 WIB - Dilihat: 640

IMG_20250505_193948

Oleh Redaksi Seputarkalimantan.id

 

PALANGKA RAYA — Saat sebagian orang masih terlelap dalam hangatnya malam, Yusnandar Maliq Amrullah justru bersiap menyambut panggilan darurat. Bukan untuk menyelamatkan diri, tapi menyelamatkan nyawa orang lain. Pria yang kini menjabat sebagai Kepala Bidang Sarana dan Prasarana di Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Palangka Raya ini, telah mengabdikan diri sebagai garda terdepan dalam setiap kobaran api yang mengancam kehidupan warga.

 

“Awalnya karena ingin membantu masyarakat, dan saya merasa terpanggil setelah melihat langsung dampak kebakaran di sekitar lingkungan saya,” tutur Yusnandar kepada Seputarkalimantan.id, dalam rangka memperingati Hari Pemadam Kebakaran Internasional, 4 Mei 2025.

 

Adrenalin, Nyawa, dan Pengabdian

 

Profesi pemadam kebakaran bukan sekadar pekerjaan penuh adrenalin. Bagi Yusnandar, ini adalah jalan hidup. Ia ingin membuat perbedaan nyata—dengan menyelamatkan nyawa, mengurangi kerugian, dan hadir di tengah kekacauan dengan tenang.

 

“Setiap kali sirene berbunyi, itu bukan hanya panggilan tugas. Itu panggilan hati. Saat orang lain berlari menjauh dari api, kami berlari mendekatinya,” katanya.

 

Tantangan fisik menjadi makanan harian. Dari cuaca ekstrem, peralatan yang kadang tak memadai, hingga akses lokasi yang sulit dijangkau. Tapi yang terberat justru datang secara emosional. Yusnandar pernah harus mengevakuasi satu keluarga dari kobaran api. Saat melihat tangis haru mereka setelah selamat, itulah momen yang sulit dilupakan.

 

“Satu keluarga kami selamatkan dari rumah yang hampir habis terbakar. Teriakan bahagia dan air mata mereka… itu tak bisa dibayar dengan apapun,” kenangnya lirih.

 

Perjuangan Senyap di Balik Dinding Asap

 

Di balik perjuangan di lapangan, para pemadam menghadapi dinamika lain di belakang layar. Alat-alat pemadam memang semakin canggih—dari APAR, APAB, hingga sistem sprinkler otomatis—namun itu semua takkan maksimal tanpa dukungan yang kuat.

 

“Masih banyak yang perlu ditingkatkan. Armada, SDM, pelatihan berkala, hingga fasilitas keselamatan bagi petugas,” ungkapnya.

 

Dukungan keluarga juga menjadi bahan bakar utama dalam profesi ini. “Ada rasa bangga, tapi juga khawatir yang besar dari keluarga. Mereka paham risikonya, tapi tetap mendukung penuh,” tambahnya.

 

Makna Sebuah Hari, Harapan untuk Negeri

 

Bagi Yusnandar, Hari Pemadam Kebakaran Internasional bukan sekadar seremoni tahunan. Ini adalah hari untuk mengenang rekan-rekan sejawat yang telah gugur, menghargai mereka yang masih berjuang, dan mendorong masyarakat lebih sadar akan pentingnya pencegahan kebakaran.

 

Ia pun menitipkan pesan bagi pemerintah dan masyarakat. “Berikan kami dukungan nyata, bukan sekadar pujian. Anggaran, pelatihan, dan fasilitas sangat penting. Dan masyarakat juga harus sadar bahwa keselamatan adalah tanggung jawab bersama.”

 

Untuk Generasi Penerus: Jangan Takut, Tapi Bersiap

 

Kepada generasi muda, Yusnandar berpesan, “Jika kalian ingin menjadi pemadam kebakaran, siapkan mental dan fisik. Ini bukan profesi biasa. Ini adalah tugas mulia yang membutuhkan keberanian, empati, dan keuletan. Tapi percayalah, ini profesi yang akan membuat kalian bangga setiap hari.”

 

 

 

Di balik asap dan bara, selalu ada tangan-tangan yang bekerja dalam diam. Mereka bukan hanya pemadam kebakaran. Mereka adalah penjaga kehidupan.

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini