Selasa, 24 Juni 2025 09:47 WIB - Dilihat: 28
Palangka Raya – Seputarkalimantan.id
Di sebuah sudut sederhana di Jalan Alson III, Kecamatan Jekan Raya, tak terdengar gemuruh mesin berat atau riuh pasar. Tapi di sana, harapan sedang ditanam. Lima paket instalasi hidroponik resmi disalurkan Pemerintah Kota Palangka Raya kepada Kelompok Wanita Tani (KWT) Srikandi, Senin (23/6/2025), sebagai bagian dari upaya menghidupkan kembali pekarangan rumah menjadi sumber pangan dan gizi.
Tak ada seremoni megah, namun maknanya dalam. Sebab di balik bantuan itu, tersimpan tekad untuk menjadikan ibu-ibu sebagai garda terdepan ketahanan pangan di perkotaan.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kota Palangka Raya, Sugiyanto, menyebut hidroponik sebagai solusi cerdas bagi kota yang terus bergerak, tapi tetap ingin berpijak pada kemandirian pangan.
“Kami percaya bahwa KWT adalah ujung tombak. Hidroponik ini bukan hanya alat, tapi media belajar, media bergerak. Semoga dari pekarangan, lahir ketahanan,” kata Sugiyanto.
Ia menegaskan, bantuan ini bukan sekadar bentuk perhatian pemerintah, melainkan investasi jangka panjang. Bukan hanya untuk panen sayur, tapi untuk memanen kesadaran bahwa rumah dengan segala keterbatasannya bisa jadi ladang harapan.
“Jangan berhenti di penerimaan. Jadikan ini titik awal untuk berkembang, dan mari sebarkan semangat ini ke lingkungan sekitar,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua TP PKK Kota Palangka Raya, Avina Farid Naparin, menggarisbawahi bahwa hidroponik adalah jalan sederhana menuju dampak besar terutama bagi keluarga di tengah arus kehidupan kota yang serba cepat.
“Ini langkah kecil, tapi bisa membawa perubahan besar. Dari sayuran segar di pekarangan, kita bisa bicara soal gizi, soal ekonomi, bahkan soal martabat keluarga,” ucap Avina.
Ia pun menyuarakan harapannya agar inisiatif seperti ini bisa menjadi gerakan bersama: perempuan-perempuan Palangka Raya yang bukan hanya menjaga dapur tetap hangat, tapi juga menjaga kota tetap berdaulat pangan.
Karena hari ini, lima instalasi hidroponik memang dibagikan. Tapi yang lebih penting, benih keyakinan telah ditanam: bahwa di antara pagar rumah dan pot tanaman, masa depan bisa tumbuh.
(A1/Mc)