Sabtu, 20 September 2025 02:13 WIB - Dilihat: 20
Palangka Raya – Seputarkalimantan.id
Dari sebuah rumah kaca cerdas berukuran 1.500 meter persegi di Kota Palangka Raya, lahirlah harapan baru bagi dunia pertanian Kalimantan Tengah. Sebuah varietas melon unggulan, hasil riset panjang tim akademisi Universitas Pembangunan Nasional (UPN) “Veteran” Yogyakarta bersama Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, resmi diperkenalkan kepada publik, Rabu (17/9/2025).
Melon itu diberi nama Meldo UPNVY2, varietas premium yang diklaim memiliki kualitas rasa, daya simpan, dan nilai pasar lebih tinggi dibanding melon pada umumnya.
Bambang Supriyanta, dosen Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian UPNVY sekaligus ketua tim penelitian, menuturkan bahwa inovasi ini bukan sekadar soal buah manis yang segar. Ada misi strategis yang lebih besar di baliknya.
“Meldo UPNVY2 adalah simbol kemandirian. Melalui pengembangan melon ini, kita tidak hanya memperkuat diversifikasi pangan, tapi juga menyiapkan produk hortikultura dengan nilai tambah yang mampu bersaing di pasar nasional,” ujarnya penuh optimisme.
Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan (TPHP) Provinsi Kalteng, Rendy Lesmana, menekankan bahwa kolaborasi ini merupakan wujud nyata sinergi antara pemerintah daerah dan perguruan tinggi. Menurutnya, Kalimantan Tengah tidak boleh sekadar menjadi konsumen benih dari luar negeri.
“Upaya ini adalah jawaban atas ketergantungan pada benih impor. Kita ingin petani lokal punya alternatif yang lebih unggul, lebih adaptif, dan tentu saja lebih menguntungkan,” tegasnya.
Inisiatif ini sejalan dengan visi Gubernur Agustiar Sabran yang mendorong pertanian modern, berdaya saing, dan berkelanjutan. Pemanfaatan Smart Green House yang digunakan dalam penelitian menjadi bukti bahwa Kalimantan Tengah tengah serius menuju penerapan teknologi pertanian cerdas (Smart Farming).
Lebih jauh, hadirnya Meldo UPNVY2 diharapkan dapat menginspirasi generasi muda. Pertanian kini tidak lagi dipandang kuno, tetapi justru membuka peluang besar untuk inovasi, bisnis, sekaligus memperkuat ketahanan pangan daerah.
Di tengah bayangan ketergantungan impor dan tantangan perubahan iklim, sebuah melon manis dari Palangka Raya kini berdiri sebagai simbol harapan.
(A1)