Rabu, 1 Oktober 2025 12:58 WIB - Dilihat: 318
Palangka Raya – Seputarkalimantan.id
Audiensi Forum Evaluasi Kinerja Wali Kota Palangka Raya (FEK-Walikota) pasca Upacara Hari Kesaktian Pancasila, Rabu (1/10/2025), berlangsung tegang namun konstruktif. Masyarakat yang tergabung dalam forum tersebut menyampaikan kritik tajam soal penanganan sampah, infrastruktur jalan, hingga nasib kelompok tani di hadapan Wali Kota Fairid Naparin dan Wakil Wali Kota Achmad Zaini.
Perwakilan FEK-Walikota menegaskan, aspirasi ini sudah lama ingin mereka sampaikan, namun baru kali ini mendapat ruang dialog resmi.
“Jangan sampai masyarakat harus turun aksi dulu baru pemerintah mau mendengar. Itu yang kami ingatkan,” ujar Aris salah satu anggota forum.
Sampah Menjadi Sorotan
Forum mengungkap hasil survei lapangan terkait Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang dinilai bermasalah:
Jalan Batu Suli 5, TPS berada di tikungan sempit sehingga rawan kecelakaan saat hujan.
Jalan Tingang, TPS berdiri di tengah arus lalu lintas padat, merusak wajah kota.
Jalan Adonis Samad – Lamtoro Agung, kondisi sampah berserakan dan tidak teratur.
Selain itu, mereka menyoroti kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Km 14 Jalan Tjilik Riwut. “Sampah di sana sudah seperti gunung. Jika dibiarkan, Palangka Raya bisa punya gunung sampah,” tegas forum.
Infrastruktur yang Terabaikan
Keluhan lain juga datang dari warga yang tinggal di Jalan Temanggung Tilung 12 dan 23. Menurut mereka, jalan tersebut sudah hampir 10 tahun tak pernah diaspal, meski masyarakat berkali-kali mengajukan proposal.
“Sebagian jalan di Tilung sudah diaspal, tapi jalan kami tidak. Tentu muncul rasa kecemburuan. Apakah karena pilihan politik berbeda?” tanya mereka dalam pertemuan itu.
Sengketa Petani Disorot
Anggota FEK-Walikota juga menyinggung kasus kelompok tani Lewu Taheta dan Jadi Makmur. Mereka mengaku khawatir, hasil pertemuan dengan Dirkrimum Polda Kalteng pada 22 September lalu menunjukkan arah semua anggota kelompok tani akan dijadikan tersangka dalam sengketa lahan.
Jawaban Fairid
Menanggapi kritik tersebut, Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin menyatakan pemerintah kota sudah menyiapkan langkah konkret. Untuk infrastruktur, pembangunan jalan akan diprioritaskan di Kelurahan Menteng, sementara Jalan Temanggung Tilung sudah masuk perencanaan tahun 2026.
Terkait sampah, Fairid menyebut penanganan pada tahun 2024 sudah mencapai 71 persen. Tahun ini, Pemko membangun 10 depo sampah baru, meski masih ada kendala penolakan warga.
“Kalau masyarakat ingin dibuatkan depo, siapkan lahannya. Kalau perlu, Pemko bisa membeli, asalkan ukurannya minimal 6×6 meter,” jelasnya.
Sedangkan soal konflik kelompok tani Lewu Taheta dan Jadi Makmur, Fairid menegaskan pihaknya sudah berkomunikasi dengan kedua belah pihak dan sudah memberikan solusi.
Catatan Kritis
Audiensi ini mencatat banyak catatan penting terhadap kepemimpinan Fairid Naparin di masa jabatannya. FEK-Walikota berharap, pemerintah kota lebih cepat merespons aspirasi rakyat tanpa harus menunggu tekanan melalui aksi massa.
(A1)