Selasa, 15 Juli 2025 11:47 WIB - Dilihat: 18
Palangka Raya – Seputarkalimantan.id
Bukan sekadar perayaan. Festival Lewu Palangka dan Pesona Tambun Bungai (PTB) 2025 kembali digelar sebagai panggung kolektif untuk menyuarakan bahwa budaya Dayak bukan hanya warisan, tapi juga sumber daya ekonomi yang terus hidup dan menghidupi.
Diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Palangka Raya melalui Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga (Disparbudpora), bersama Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Tengah, festival ini menjadi bagian dari peringatan Hari Jadi ke-60 Pemerintah Kota dan ke-68 Kota Palangka Raya.
Namun lebih dari seremoni tahunan, festival ini digambarkan sebagai momentum penting untuk menghidupkan identitas lokal sekaligus mengangkat ekonomi masyarakat.
“Pesona Tambun Bungai ini bukan sekadar perayaan seni dan budaya, tetapi momentum penting untuk menggali, mengenalkan, dan mengembangkan potensi budaya lokal yang selama ini masih tersembunyi,” ujar Penjabat Sekretaris Daerah Kota Palangka Raya, Arbert Tombak, saat temu media di Kantor BI Kalteng, Senin (14/7/2025).
Menurutnya, kekayaan budaya Dayak yang mengakar kuat di Palangka Raya harus dikelola dengan visi jangka panjang: bukan hanya dilestarikan, tapi juga dihidupkan kembali melalui inovasi, kolaborasi, dan strategi promosi yang menjangkau pasar nasional dan global.
Festival budaya kini tak lagi bisa dipandang sebagai agenda seremonial belaka. Di tangan para pelaku kreatif lokal dan pelaku UMKM, budaya menjadi sumber inspirasi dan kekuatan ekonomi. Mulai dari kuliner khas, kerajinan tangan, hingga pertunjukan seni, semuanya menjadi etalase kearifan lokal yang memiliki nilai jual tinggi.
“Sinergi antara pemerintah daerah dan BI sangat penting, karena selain mengangkat kearifan lokal, kegiatan ini juga memberikan ruang bagi pelaku usaha kreatif, UMKM, dan generasi muda untuk tampil dan berkembang,” lanjut Arbert.
Festival ini tak hanya tentang tampilan budaya, tetapi juga membangun kesadaran kolektif bahwa menjaga tradisi bukan tugas segelintir orang, melainkan kewajiban bersama seluruh warga kota. Melalui keterlibatan aktif masyarakat, Palangka Raya mengirimkan pesan kuat: bahwa budaya adalah jantung dari pembangunan yang berkelanjutan.
“Melalui kegiatan seperti ini kita harapkan akan lahir lebih banyak inovasi berbasis budaya yang membawa dampak nyata bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya.
Lewu Palangka dan Pesona Tambun Bungai 2025 bukan hanya soal masa lalu yang dikenang. Ini tentang masa depan yang dibangun di atas fondasi jati diri, kebanggaan, dan semangat gotong royong.
(A1/Mc)