Selasa, 15 Juli 2025 12:39 WIB - Dilihat: 15
Palangka Raya – Seputarkalimantan.id
Ketika budaya berpadu dengan ekonomi, dampaknya bukan sekadar selebrasi, tetapi juga penyelamatan daya beli masyarakat. Pesona Tambun Bungai (PTB) 2025, yang digelar oleh Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Tengah, bukan hanya sebuah panggung seni, melainkan ruang nyata bagi penguatan ekonomi lokal dan pengendalian inflasi.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalteng, Yuliansyah Andrias, menyampaikan bahwa melalui PTB 2025, BI hadir tidak hanya sebagai mitra budaya, tetapi juga sebagai motor penggerak stabilitas harga dan pemberdayaan ekonomi rakyat. Salah satu bentuk nyatanya adalah kehadiran pasar murah selama pelaksanaan kegiatan.
“Pasar murah ini merupakan bagian dari strategi kami dalam menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok, sekaligus memberi manfaat langsung bagi masyarakat yang hadir,” ujar Yuliansyah dalam temu media di Kantor BI Kalteng, Senin (14/7/2025).
Langkah ini bukan tanpa alasan. Di tengah ancaman fluktuasi harga dan ketidakpastian ekonomi global, pengendalian inflasi di daerah menjadi bagian penting dari kebijakan makro BI. Dan pendekatan berbasis budaya seperti PTB 2025 dianggap sebagai cara yang lebih membumi dan menyentuh langsung masyarakat.
Tak hanya itu, puluhan pelaku UMKM binaan BI dari berbagai daerah di Kalimantan Tengah juga dilibatkan secara aktif. Mereka menampilkan produk-produk unggulan seperti olahan makanan dan minuman lokal, kerajinan tangan, serta wastra kain khas daerah yang sarat makna dan nilai estetika.
“UMKM yang terlibat adalah mereka yang sudah melalui proses kurasi dan pembinaan oleh BI. Kami ingin memberikan ruang promosi yang luas sekaligus memperkuat jaringan pasar mereka,” tambah Yuliansyah.
Lebih dari sekadar transaksi, keterlibatan UMKM ini adalah bagian dari komitmen jangka panjang Bank Indonesia terhadap Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (GBBI) dan Bangga Berwisata di Indonesia (GBWI) sebuah kampanye untuk membangun ketahanan ekonomi lewat kecintaan pada produk dan destinasi lokal.
“Kami berharap melalui kolaborasi ini, potensi lokal bisa semakin dikenal dan dimanfaatkan secara maksimal, baik dari sisi ekonomi maupun pelestarian budaya,” pungkasnya.
Di tengah gegap gempita festival, Pesona Tambun Bungai 2025 menegaskan satu hal penting: budaya bukan hanya soal masa lalu yang dilestarikan, tapi juga solusi masa kini untuk ekonomi yang lebih berdaulat dan merata.
(A1/Mc)