Tanpa Ajudan, Tanpa Jarak: Fairid Naparin Dikerumuni Ibu-Ibu Usai Upacara Hari Lahir Pancasila

Senin, 2 Juni 2025 12:13 WIB - Dilihat: 215

IMG_20250602_140724

PALANGKA RAYA – Seputarkalimantan.id

Usai memimpin Upacara Hari Lahir Pancasila ke-80 dan memaparkan program 100 hari kerja, Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin tidak langsung meninggalkan lokasi. Ia justru berlama-lama berbaur bersama masyarakat, terutama para ibu-ibu yang antusias meminta foto bersama, Senin (2/6/2025)

Pemandangan itu menjadi sorotan tersendiri. Di tengah panas terik dan hiruk-pikuk acara, Fairid berdiri dengan senyum lebar, satu per satu melayani permintaan swafoto warga tanpa terlihat lelah atau berjarak.

“Biasanya pemimpin itu susah didekati, banyak ajudan yang menghalangi. Tapi Pak Fairid malah asyik ngobrol dan mau mendengar kami,” ucap Yanti (47), warga yang ikut antre untuk berfoto.

Yang menarik, tidak tampak ajudan atau protokoler yang membatasi interaksi warga dengan orang nomor satu di Kota Palangka Raya itu. Suasana akrab dan penuh tawa justru mengiringi momen tersebut, menciptakan kesan bahwa pemimpin bisa tetap sederhana dan hadir langsung di tengah rakyatnya.

 

Pemimpin Merakyat di Tengah Tugas Berat

Usai melayani warga, Fairid juga tampak mendengarkan langsung keluhan dan masukan dari masyarakat, tanpa birokrasi berbelit. Seorang warga bahkan terlihat berbicara serius dengan sang Wali Kota, sambil sesekali menyentuh bahunya—sesuatu yang jarang terlihat dalam protokoler pemerintahan.

Bagi banyak warga, momen ini mempertegas gaya kepemimpinan Fairid yang dikenal santai, terbuka, dan tidak elitis. Ia tidak hanya datang untuk menyampaikan laporan kerja, tapi benar-benar turun ke lapangan, menyerap suara rakyat dari dekat.

“Ini bukan soal pencitraan. Ini soal keberanian untuk hadir tanpa penghalang,” ujar seorang jurnalis lokal yang turut meliput kegiatan tersebut.

 

Bukti Bukan Janji

Sebelumnya, dalam expose program prioritas 100 hari kerjanya, Fairid menyampaikan sejumlah pencapaian—mulai dari peningkatan insentif untuk tokoh adat, bantuan UMKM senilai Rp2,5 juta untuk 1.000 pelaku usaha, hingga bantuan sosial Rp1,5 juta untuk warga tidak mampu dan penyandang disabilitas.

Namun di luar angka dan program, apa yang terlihat hari itu adalah sesuatu yang lebih mendalam: kehadiran seorang pemimpin yang tidak hanya bekerja dari balik meja, tapi hadir dan disentuh rakyatnya.

(A1)

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini