Minggu, 18 Mei 2025 10:43 WIB - Dilihat: 809
Palangka Raya – Seputarkalimantan.id
Air Sungai Kahayan kembali menelan korban. Setelah pencarian tanpa lelah selama empat hari, Tim SAR Gabungan akhirnya menemukan jasad Laili Azimi alias Ucok (45), seorang pemancing yang tenggelam usai terpeleset dari lanting, Minggu pagi (18/5/2025).
Tragedi bermula pada Kamis (15/5), sekitar pukul 17.30 WIB, saat Ucok tengah memancing di bantaran Sungai Kahayan. Langkahnya goyah, tubuhnya terhempas ke arus deras. Sejak saat itu, keluarga dan warga hanya bisa berharap dan menunggu—sementara Tim SAR Gabungan bekerja siang dan malam tanpa kenal lelah.
Hari demi hari berlalu, pencarian diperluas. Sungai Kahayan disisir dari hulu ke hilir, menyisakan harap-harap cemas di benak keluarga korban.
Harapan itu berakhir duka pagi ini, Minggu (18/5), ketika seorang nelayan melaporkan adanya benda mencurigakan mengapung di tepi sungai. Tim SAR langsung meluncur ke lokasi. Saat ditemukan, tubuh Ucok sudah tak bernyawa. Jarak penemuan sekitar 3 kilometer dari lokasi awal kejadian.
“Mendapat info dari nelayan, Tim kami langsung bergerak menuju lokasi. Korban kami evakuasi menuju ke posko dan selanjutnya diserahkan ke pihak keluarga,” kata Heru, Koordinator Lapangan Basarnas, menahan haru.
Dengan ditemukannya jasad korban, Kepala Kantor SAR Palangka Raya, AA. Ketut Alit Supartana, secara resmi menyatakan operasi SAR ditutup. Namun, ia tak lupa menyampaikan penghargaan kepada semua pihak yang terlibat.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada Tim SAR Gabungan yang terlibat dalam pencarian. Korban dapat ditemukan berkat kerja keras dan sinergi yang baik antar tim di lapangan serta dukungan masyarakat,” ucapnya.
Adapun unsur yang terlibat dalam pencarian meliputi Tim Rescue Kantor SAR Palangka Raya, Ditsamapta dan Polairud Polda Kalteng, Polsek Pahandut, BPBPK Kalteng, BPBD Palangka Raya, Dinas Damkar, SAR MTA, Putra Pahandut, ERP, tim rescue dan BPK gabungan, serta masyarakat sekitar.
Kisah ini menambah daftar pilu tragedi di Sungai Kahayan—mengingatkan semua bahwa alam tak pernah bisa ditebak. Bagi keluarga Ucok, duka mungkin tak akan pernah hilang, namun setidaknya, jasadnya telah kembali ke rumah.
(A1)
Sumber : SAR Pky