Minggu, 20 April 2025 10:08 WIB - Dilihat: 724
Oleh: Redaksi Seputarkalimantan.id
Setiap kali harga sembako melonjak, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah hampir selalu merespons dengan menggelar pasar murah. Niatnya tentu mulia—membantu masyarakat mendapatkan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau. Tapi apakah program ini benar-benar menyentuh akar masalah?
Di berbagai daerah, masyarakat memang menyambut pasar murah dengan antusias. Antrean panjang seringkali terlihat di lapak-lapak penjualan minyak goreng, beras, telur, hingga gula pasir. Mereka yang ekonomi lemah merasa terbantu, setidaknya untuk beberapa hari ke depan.
Namun, di balik itu, ada catatan kritis yang perlu diperhatikan.
Solusi Sesaat, Masalah Tetap Membekas
Pasar murah seringkali hanya menjadi solusi sesaat. Setelah acara usai, harga sembako tetap tinggi di pasar tradisional. Masyarakat kembali dihantui beban ekonomi, dan akhirnya hanya bisa berharap ada pasar murah berikutnya.
“Pasar murah itu membantu, tapi cuma sebentar. Besoknya ya tetap mahal,” ujar Yati, ibu rumah tangga di Palangka Raya.
Pedagang Kecil Terpinggirkan
Dampak lain yang jarang dibicarakan adalah nasib pedagang kecil. Ketika pemerintah menjual barang dengan harga subsidi, pedagang pasar tradisional tak mampu bersaing. Mereka kehilangan pelanggan, dan omzet pun menurun.
“Kadang kita sudah stok barang mahal, eh pemerintah bikin pasar murah. Pembeli lari semua,” keluh Hasan, pedagang sembako di Pasar Besar.
Tak Merata dan Rawan Disalahgunakan
Tak semua warga bisa menikmati program ini. Beberapa wilayah jarang tersentuh kegiatan pasar murah. Bahkan, di lapangan, tak sedikit cerita soal pembelian borongan oleh oknum, sehingga masyarakat kecil tak kebagian.
Lebih buruk lagi, ada laporan bahwa sebagian barang yang dijual kembali oleh pedagang-pedagang besar dengan harga normal.
Perlu Solusi Jangka Panjang
Pemerintah daerah tentu harus tetap hadir untuk rakyat. Tapi ketergantungan pada pasar murah tidak boleh dibiarkan. Sebagai gantinya, perlu ada kebijakan yang lebih strategis:
Menyederhanakan rantai distribusi pangan agar harga lebih stabil
Mendorong produksi lokal dan memberi insentif pada petani serta nelayan
Memberdayakan koperasi dan pedagang kecil sebagai mitra distribusi resmi
Menutup Luka dengan Plester
Pasar murah ibarat menutup luka dalam dengan plester. Tampak membantu, tapi tidak menyembuhkan. Kalimantan Tengah butuh solusi menyeluruh, bukan sekadar seremoni