Rabu, 16 Juli 2025 10:17 WIB - Dilihat: 83
Oleh: Fitria Widnoarum
Mahasiswa Politeknik Hasnur
Banjarmasin, 2025 — Kota Banjarmasin sempat berubah menjadi “kota layangan”. Namun, benang yang semestinya membawa kegembiraan justru menjadi pengantar luka.
Tragedi benang gelasan kembali memakan korban. Seorang anak berusia tujuh tahun mengalami robek di mulut akibat tersambar benang tajam saat melintasi Jembatan HKSN. Ibunya pun terkena, meski tertolong oleh jilbab panjang yang dikenakannya (Radar Banjarmasin, 9 Juli 2025). Di hari yang sama, tiga pengendara lainnya terluka di bagian leher dan pelipis sebagaimana dilaporkan InilahKalsel.com (15 Juli 2025).
Saya pun pernah mengalaminya. Sore itu, di kawasan Pal 1, jalan mendadak macet. Motor-motor berderet, klakson bersahutan, udara penuh rasa kesal. Bukan karena banjir atau jalan rusak, tapi karena seutas benang layangan yang melintang di tengah jalan. Seorang pemuda mengejar layangan yang putus, tanpa sadar membentangkan ancaman di udara.
Refleks, saya menurunkan kaca helm. Tapi tetap saja, motor saya oleng, nyaris menabrak seseorang di depan. Benang itu terus melilit dan ikut terseret jauh bersama motor saya.
Tragedi demi tragedi akhirnya membuat Wali Kota Banjarmasin turun tangan. Aparat gabungan membubarkan aktivitas main layangan di atas jembatan. Pembebalan tak lagi dibiarkan.
Hari ini, Selasa 15 Juli 2025, saya tidak hanya membaca berita. Saya mengunjungi langsung Jembatan HKSN. Suasananya berubah drastis. Tak ada lagi sorakan anak-anak atau benang yang beterbangan di langit. Jalanan lancar, lalu lintas tertib. Petugas Dishub tampak siaga, berdiri tenang namun awas. Tak terlihat satu pun layangan. Spanduk larangan bermain layangan kini terbentang di sisi jembatan—bukti bahwa tindakan nyata telah menggantikan sekadar imbauan.
Saya bertanya dalam hati:
Mungkinkah suara warga benar-benar didengar?
Mungkinkah luka-luka itu akhirnya mengetuk pintu kebijakan?
Entah karena perintah langsung dari pemimpin daerah atau karena desakan netizen yang membanjiri media sosial, yang jelas hari ini Jembatan HKSN jauh lebih aman.
Bermain memang hak semua orang. Tapi menjaga keselamatan adalah kewajiban kita bersama.
Referensi:
1. Radar Banjarmasin. (9 Juli 2025). Layangan di Banjarmasin Makan Korban, Mulut Robek Kena Benang Gelasan.
https://radarbanjarmasin.jawapos.com/radar-kota/1976248020/kota-banjarmasin-terancam-hantu-layangan-jadi-pemicu-perkelahian-hingga-membahayakan-pengendara
2. InilahKalsel.com. (10 Juli 2025). 3 Pengendara di Jembatan HKSN Banjarmasin Terluka Kena Benang Layangan.
https://inilahkalsel.com/3-pengendara-di-jembatan-hksn-banjarmasin-terluka-kena-benang-layangan
3. Wartabanjar.com. (10 Juli 2025). Wali Kota Banjarmasin Turun Tangan Bubarkan Remaja Main Layangan di Jembatan HKSN.
https://www.beritasatu.com/network/wartabanjar/619290
4. Boombastis.com. (2019). Benang Layang-Layang Nyatanya Bisa Mengancam Nyawa.
Jangan Disepelekan! Benang Layang-layang Nyatanya Bisa Mengancam Nyawa Manusia