Di Tengah Badai Hoaks, Diskominfo Palangka Raya Bangkitkan KIM sebagai Garda Terdepan Informasi Publik

Jumat, 11 Juli 2025 09:01 WIB - Dilihat: 18

IMG_20250711_205617

Palangka Raya – Seputarkalimantan.id

Di tengah derasnya arus disinformasi yang membanjiri ruang digital, Pemerintah Kota Palangka Raya memilih untuk tidak tinggal diam. Melalui Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian (Diskominfo), suara kebenaran kembali diperjuangkan lewat pelatihan jurnalistik bagi Kelompok Informasi Masyarakat (KIM), Kamis (10/7/2025).

Digelar di Aula Rahan Pumpung Hapakat, Kantor Bapperida Kota Palangka Raya, kegiatan ini bukan sekadar pelatihan teknis. Ia adalah panggilan moral agar masyarakat tidak hanya menjadi konsumen informasi, tetapi juga menjadi produsen berita yang cerdas dan bertanggung jawab.

Mewakili Kepala Diskominfo, Sekretaris Diskominfo Normalasari membuka kegiatan dengan pesan yang tegas namun sarat harapan. “Ini adalah bagian dari komitmen pemerintah dalam menegakkan keterbukaan informasi publik. Tapi lebih dari itu, ini adalah upaya untuk menyelamatkan ruang digital dari jeratan hoaks dan manipulasi,” ujarnya penuh semangat.

Ia mengakui bahwa perkembangan teknologi ibarat dua mata pisau. Di satu sisi memudahkan akses informasi, di sisi lain membuka celah bagi kebohongan menyusup begitu cepat bahkan sebelum kebenaran sempat mengikat tali sepatunya.

“Di sinilah KIM harus berdiri. Bukan hanya sebagai jembatan antara pemerintah dan rakyat, tetapi juga sebagai benteng terakhir dari informasi yang mendidik dan mencerahkan,” tegas Normalasari.

Pelatihan ini membekali para peserta dengan dasar-dasar jurnalistik, mulai dari teknik 5W+1H, struktur penulisan yang benar, hingga etika dan verifikasi data. Tak hanya menulis, mereka diajak untuk memahami tanggung jawab di balik setiap kata yang dipublikasikan.

Diskominfo pun menghadirkan para narasumber kredibel, termasuk Redaktur LKBN Antara Kalimantan Tengah dan Kepala Bidang Pengelolaan Informasi Publik Diskominfo, untuk memperkuat pemahaman para peserta dalam menyajikan informasi yang tajam namun santun.

Harapannya, KIM tak lagi sekadar nama di struktur desa. Mereka akan menjadi saksi zaman mencatat, menyuarakan, dan menjaga denyut informasi di tengah masyarakat.

“Semoga dari tangan-tangan mereka, lahir berita-berita yang tak hanya benar, tapi juga menggugah. Karena di era informasi ini, pena bisa menjadi pelita,” pungkas Normalasari.

(A1/Mc)

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini