Selasa, 24 Juni 2025 08:39 WIB - Dilihat: 58
Palangka Raya — Seputarkalimantan.id
Bukan di ladang luas atau sawah terbuka, tapi di tengah denyut kota, di balik pipa-pipa hidroponik dan semangat kaum muda, melon-melon premium tumbuh dengan manisnya. Senin (23/6/2025), kawasan Eduwisata Borneo Hidroponik di Jalan G. Obos menjadi saksi panen hasil jerih payah pertanian generasi baru: anak-anak muda yang memadukan teknologi, ketekunan, dan harapan.
Panen itu dipimpin langsung oleh Ketua TP PKK Kota Palangka Raya, Avina Farid Naparin, yang tak menyembunyikan kekagumannya pada semangat inovasi yang tumbuh dari kalangan milenial.
“Ini bukan sekadar panen melon. Ini panen semangat, panen bukti bahwa pertanian bisa keren, bisa bernilai ekonomi, dan bisa jadi masa depan,” ujar Avina penuh antusias.
Melon yang dipanen bukan sembarang buah. Jenis premium, rasa manis alami, dengan tekstur halus dan aroma segar yang membuat siapa pun tak sabar mencicipi. Lebih dari sekadar rasa, buah ini menyimpan cerita tentang anak-anak muda yang memilih bertani di tengah zaman yang serba digital.
“Dengan metode hidroponik, kita tak lagi bergantung pada lahan luas. Pekarangan bisa jadi ladang. Balkon bisa jadi kebun. Dan hasilnya? Pangan sehat, ketahanan keluarga, bahkan penghasilan,” tambah Avina.
Ia berharap panen ini tak berhenti sebagai simbol, tapi menjadi pemantik. Bahwa pertanian bukan milik masa lalu, melainkan alat masa depan. Bukan pekerjaan orang tua, tapi medan baru bagi generasi milenial yang ingin tetap relevan sekaligus berdampak.
“Semoga ini menginspirasi lebih banyak anak muda untuk mencintai pertanian, memodernkan metode, dan menanam masa depan bersama,” tutupnya.
Di sisi lain, Suhendro, pemilik Eduwisata Borneo Hidroponik, menjelaskan bahwa melon yang dipanen kali ini merupakan hasil tanam selama 65 hari, dirawat intensif dengan teknik nutrisi seimbang dan kontrol iklim mikro.
“Kami jual Rp45 ribu per kilogram. Pasarnya ada, kualitasnya unggul, dan masyarakat semakin percaya pada pertanian sehat,” ungkap Suhendro.
Di kota yang tumbuh pesat seperti Palangka Raya, ternyata ada ruang bagi hijau untuk hidup. Bukan hanya di taman, tapi di sistem tanam, di semangat muda, dan di buah melon yang tumbuh tak hanya karena air dan sinar matahari tapi karena cinta dan keyakinan bahwa pertanian adalah jalan hidup, bukan sekadar pilihan.
(A1/Mc)