Kamis, 26 Juni 2025 08:29 WIB - Dilihat: 27
Palangka Raya – Seputarkalimantan.id
Di tengah tuntutan zaman yang terus berubah, birokrasi tak lagi bisa bersandar pada rutinitas lama. Dibutuhkan aparatur yang bukan hanya piawai dalam teknis, tetapi juga kuat dalam nilai, tangguh dalam moral, dan teguh dalam etika. Dan itulah yang kini ditegaskan kembali oleh Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kota Palangka Raya, dalam kegiatan Orientasi Pengenalan Nilai dan Etika Instansi Pemerintah untuk Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), Rabu (25/6/2025).
Plt Kepala BKPSDM, Mardian Ardi, menyampaikan bahwa orientasi ini bukan sekadar pengenalan sistem birokrasi. Ia adalah proses pembentukan karakter. Pembekalan ruh. Penanaman nilai-nilai yang akan menjadi kompas moral di tengah keruwetan birokrasi.
“Orientasi ini bukan hanya soal administrasi. Ini adalah langkah strategis untuk membentuk identitas ASN. Kami ingin sejak awal, PPPK menyadari bahwa mereka bukan hanya pegawai mereka adalah pelayan publik. Dan itu artinya: harus beretika, harus akuntabel, dan harus berintegritas,” tegas Mardian.
Menurutnya, ASN di era reformasi tidak cukup hanya cepat mengetik atau lihai membuat laporan. Mereka harus adaptif terhadap perubahan, mampu merespons kebutuhan masyarakat dengan empati, dan bekerja dalam kerangka tata kelola yang bersih dan bermartabat.
Dalam setiap proses pembinaan, BKPSDM selalu menanamkan lima nilai dasar ASN sebagai pondasi utama: akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen terhadap mutu, dan anti-korupsi. Nilai-nilai ini bukan tempelan, melainkan prinsip hidup bagi siapa pun yang memegang mandat pelayanan publik.
“ASN adalah wajah pemerintah. Jika wajah itu bersih, publik akan percaya. Tapi jika ternoda, maka rusaklah citra birokrasi. Karena itu, penanaman nilai ini bukan tugas sesaat, ini investasi jangka panjang,” ujarnya.
Mardian berharap, kegiatan orientasi ini menjadi titik awal transformasi mental bagi para PPPK bukan sekadar bekal awal masuk kerja, tapi juga pijakan moral dalam setiap langkah karier mereka ke depan.
“Kami ingin melahirkan aparatur yang bukan hanya bisa bekerja, tapi punya prinsip. Bukan hanya bisa bicara, tapi juga berbuat. Integritas bukan aksesori ia harus menjadi nyawa dari setiap pengabdian,” pungkasnya dengan nada penuh harap.
(A1/Mc)