Api Semangat Riset dari Palangka Raya: Wamen Diktisaintek Angkat Jati Diri UPR

Sabtu, 13 September 2025 12:32 WIB - Dilihat: 300

IMG_20250913_162551

Palangka Raya – Seputarkalimantan.id

Sabtu (13/9/2025) pagi, langit Universitas Palangka Raya (UPR) seakan menjadi saksi sebuah momentum bersejarah. Universitas kebanggaan Bumi Tambun Bungai dipenuhi atmosfer berbeda. Bukan sekadar kunjungan biasa, kedatangan Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Prof. Stella Christie, Ph.D, menjadi tanda bahwa suara riset dari pedalaman Kalimantan kini menggema hingga pusat negeri.

Prof. Stella hadir di sela agenda peninjauan rencana pembangunan Sekolah Unggulan Garuda di Katingan dan Palangka Raya. Namun di UPR, ia disambut bukan hanya sebagai pejabat negara, melainkan sebagai pembawa harapan. Harapan agar perguruan tinggi di tanah Borneo tidak lagi sekadar menjadi penonton, melainkan pemain utama dalam panggung besar ilmu pengetahuan.

 

“Jangan Jadi Peniru, Temukan Jati Diri!”

Dalam forum yang hangat, sang Wamen melontarkan kalimat yang membakar semangat.

“Kunci kemajuan perguruan tinggi ada pada manusia berkualitas. Jangan hanya mengejar kuantitas, jangan pula menjadi peniru kampus besar. Setiap perguruan tinggi harus punya keunikan. UPR sudah punya itu: riset gambut. Itu emas intelektual kalian. Dari sinilah Kalimantan bisa berbicara pada dunia,” tegasnya, disambut tepuk tangan panjang.

Pesan itu terasa mengguncang ruang sidang UPR. Para dosen, mahasiswa, hingga pejabat daerah yang hadir seakan tersentak: jati diri UPR bukan sekadar “kampus daerah”, melainkan pusat ilmu yang bisa menjadi referensi dunia.

 

Rektor dan Pemprov Sepakat: UPR Harus Berdampak

Rektor UPR, Prof. Dr. Ir. Salampak, M.S, tak bisa menyembunyikan rasa bangganya. “Kehadiran Ibu Wamen kami maknai sebagai dukungan nyata pemerintah pusat. UPR harus berdampak, baik untuk Kalimantan Tengah maupun Indonesia. Melalui riset, inovasi, dan kolaborasi, kami ingin menjadikan kampus ini sebagai lokomotif pembangunan,” ujarnya penuh optimisme.

Nada senada disampaikan Wakil Gubernur Kalteng, H. Edy Pratowo. Dengan lantang ia menyebut perguruan tinggi sebagai garda terdepan menghadapi tantangan globalisasi. “Riset kampus harus menjadi motor pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, agar memberi kesejahteraan bagi masyarakat. Karena itu Pemprov memberi perhatian besar pada peningkatan mutu pendidikan tinggi,” katanya.

 

Riset dari Bumi Tambun Bungai

Sesi pemaparan riset menjadi bukti nyata bahwa UPR sedang menapaki jalan besar.

 

Ariesta Lestary, Ph.D (Fakultas Teknik) memperkenalkan inovasi Transformasi Digital Pertanian untuk meningkatkan kesejahteraan petani.

 

Chaidir Adam, M.Pd (FKIP) membedah Biosistematika Alga di Ekosistem Gambut Tropika.

 

Mahasiswa Fakultas Kedokteran tampil dengan riset berani: Repurpose Simvastatin-Metmorfin dengan Enkapsulasi SNEDDS untuk melawan kanker payudara.

 

Deretan riset itu seolah menjadi suara lantang dari Palangka Raya kepada dunia: ilmu pengetahuan tidak hanya lahir dari kampus-kampus besar di Jawa, tetapi juga dari tanah gambut Kalimantan.

 

Momentum Sejarah

Kunjungan Prof. Stella menegaskan satu hal: Universitas Palangka Raya tidak lagi sekadar kampus lokal. Ia kini dipandang sebagai pusat riset strategis dengan identitas kuat kampus gambut, kampus inovasi, kampus yang siap mengukir sejarah.

Sorak tepuk tangan yang mengiringi pernyataan sang Wamen bukan sekadar formalitas. Itu adalah gema kebangkitan, tanda api semangat riset dari Palangka Raya telah berkobar.

 

(A1)

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

error: Content is protected !!