Pj Sekda Palangka Raya: Buku Adalah Jawaban Bagi Mereka yang Tak Terjangkau Teknologi

Jumat, 27 Juni 2025 07:00 WIB - Dilihat: 35

IMG_20250628_183544

Palangka Raya — Seputarkalimantan.id

Di tengah gegap gempita era digital yang melahirkan generasi serba daring, Pemerintah Kota Palangka Raya justru mengingatkan: masih banyak anak-anak kita yang hidup tanpa sinyal, tanpa gawai, tanpa akses ke dunia maya.

Itulah yang disuarakan Pj Sekretaris Daerah Kota Palangka Raya, Arbert Tombak, saat mendorong Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispursip) agar terus menghadirkan program literasi yang inklusif menjangkau hingga ke pinggir-pinggir kota, ke bantaran sungai, dan ke tempat-tempat di mana layar sentuh belum menjadi bagian dari keseharian.

“Masih ada saudara-saudara kita, khususnya anak-anak, yang belum memiliki fasilitas seperti ponsel Android. Maka jawabannya adalah buku. Buku tetap relevan sebagai sumber informasi dan pengetahuan,” ujar Arbert dengan nada penuh kepedulian, Kamis (26/6/2025).

Menurutnya, digitalisasi informasi memang menciptakan kemudahan, namun tidak boleh melupakan mereka yang hidup dalam keterbatasan. Literasi, kata dia, harus menjadi jembatan, bukan sekadar fasilitas yang hanya bisa diakses oleh mereka yang mampu membeli perangkat canggih dan kuota data.

Arbert menekankan pentingnya kehadiran buku dan perpustakaan fisik bukan sebagai romantisme masa lalu, tapi sebagai penyambung nyawa pengetahuan bagi mereka yang belum tersentuh teknologi.

“Buku menjadi jawaban untuk menyasar kelompok masyarakat yang belum tersentuh layanan digital. Ini harus menjadi perhatian dalam program literasi ke depan,” tambahnya.

Dispursip Kota Palangka Raya saat ini telah menjalankan program perpustakaan keliling, yang menurut Arbert adalah bentuk konkret dari komitmen pemerintahan dalam menyediakan akses bacaan bagi semua kalangan. Dengan mobil yang membawa rak-rak buku ke sekolah terpencil, kampung kecil, hingga tepian sungai, anak-anak yang tak punya gadget tetap bisa menyelami dunia lewat bacaan.

“Program perpustakaan keliling sudah berjalan, dan ini menjadi bentuk nyata komitmen Pemkot dalam menyediakan akses literasi yang merata. Anak-anak di wilayah pelosok, bahkan di bantaran sungai, harus bisa merasakan manfaat dari layanan ini,” tegasnya.

Tak berhenti di situ, Arbert berharap cakupan layanan ini diperluas, menjangkau lebih banyak titik, lebih sering hadir, dan lebih dekat ke masyarakat.

“Kita ingin memastikan tidak ada satu pun anak-anak di Kota Palangka Raya yang tertinggal dalam mendapatkan ilmu pengetahuan. Buku adalah fondasi, dan kita punya tanggung jawab moral untuk menjadikan literasi sebagai hak semua orang,” pungkasnya.

Di saat dunia terus berbicara tentang kecerdasan buatan dan metaverse, Kota Palangka Raya memilih untuk kembali ke akar menghadirkan buku sebagai cahaya bagi mereka yang hidup dalam gelapnya keterbatasan akses. Sebuah langkah kecil, namun bermakna besar: literasi bukan sekadar tren, tapi keadilan.

(A1/Mc)

 

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

error: Content is protected !!