LAPOR Goes to Campus: Saat Mahasiswa Diajak Menjadi Penjaga Transparansi

Selasa, 24 Juni 2025 12:27 WIB - Dilihat: 72

IMG_20250624_202346

Palangka Raya — Seputarkalimantan.id

Di tengah lantunan musik akustik dan aroma kopi yang akrab di kalangan muda, Pemerintah Kota Palangka Raya menghadirkan diskusi serius namun segar tentang demokrasi, transparansi, dan hak publik atas informasi. Bertempat di 808 Coffee and Eatery, Selasa (24/6/2025), Diskominfo Kota Palangka Raya menggelar kegiatan “LAPOR Goes To Campus”, yang juga dirangkai dengan sosialisasi layanan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID).

Suasana santai tak menghilangkan bobot pesan yang dibawa. Di hadapan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta, Kepala Diskominfo Kota Palangka Raya, Saipullah, membuka kegiatan dengan semangat inklusif dan ajakan reflektif.

“Mahasiswa hari ini bukan hanya pewaris masa depan, tapi aktor utama dalam membentuk pemerintahan yang bersih dan terbuka. Karena itu, kami hadirkan SP4N-LAPOR bukan sekadar aplikasi, tapi sebagai alat perjuangan warga dalam mengawal layanan publik,” ujar Saipullah.

SP4N-LAPOR, sistem pengaduan layanan publik nasional, dihadirkan untuk menjamin suara warga tak terhenti di meja birokrasi. Melalui sistem no wrong door policy, setiap laporan apa pun bentuknya dan kepada siapa pun ditujukan akan diteruskan ke instansi yang berwenang.

Lebih dari sekadar kanal pelaporan, kegiatan ini juga menjadi ruang untuk menanamkan pemahaman bahwa akses informasi adalah hak, bukan hadiah.

“Keterbukaan informasi adalah pilar demokrasi. Dan PPID hadir untuk memastikan bahwa masyarakat bisa mengakses informasi tentang apa saja yang dilakukan pemerintah secara transparan, akuntabel, dan bisa dipertanggungjawabkan,” terang Saipullah.

Ia menegaskan, hak atas informasi bukan hanya milik aktivis atau jurnalis, tetapi milik setiap warga negara terutama generasi muda yang akan mewarisi sistem ini kelak.

“Kami ingin mahasiswa bukan hanya menjadi pengguna layanan, tapi juga pengawas, penggerak, dan penyalur aspirasi. Pemerintah butuh dikawal, dan suara dari kampus bisa menjadi cahaya dalam gelapnya birokrasi,” tegasnya.

Acara ditutup dengan sesi tanya jawab interaktif yang penuh antusiasme, menandakan bahwa mahasiswa Palangka Raya bukan sekadar hadir, tapi siap terlibat.

Di sudut kedai kopi itu, tercipta pertemuan antara dua dunia: dunia digital yang memudahkan dan dunia kewargaan yang menuntut keaktifan. Keduanya bertemu dalam semangat yang sama: mengubah keluhan menjadi aksi, dan aksi menjadi perbaikan nyata.

(A1/Mc)

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

error: Content is protected !!